![]() |
(Foto: Warga Sambas) |
Di desa Kelbung,
terdapat sebuah dusun yang bernama dusun Sambas. Penduduk di dusun Sambas
merupakan masyarakat pendatang dari kota Sambas, Kalimantan Barat. Mereka
adalah pengungsi yang mengalami konflik di Sambas.
Konflik di Sambas
ini terjadi pada tahun 1999. Kejadian tersebut melibatkan
konflik antara tiga suku yakni Melayu, Madura, dan Dayak. Setelah konflik
mereda, pasukan TNI datang ke kota Sambas kemudian membawa warga untuk
diungsikan ke Pontianak. Sesampainya di Pontianak, kemudian dikembalikan ke
daerah asal masing-masing. Pengungsi yang berasal dari Madura ditampung ke
dinas kependudukan Bangkalan, kemudian oleh bupati Bangkalan diberikan bantuan
permukiman di desa Kelbung yang saat itu masih masuk dalam kawasan dusun
Pangloros.
Karena merupakan dusun pendatang,
terdapat pengaruh budaya yang dibawa oleh masyarakat Sambas, yaitu beberapa
bentuk rumah. Pada beberapa rumah, ditemui
rumah adat asal Kalimantan yang disebut rumah panggung. Rumah panggung
ini berbentuk seperti panggung. Setiap rumah terdapat sebuah ruang seperti
panggung di bawah alas rumahnya. Ruang ini berguna sebagai tempat menyimpan
kayu bakar.
Selain terkenal sebagai dusun yang
unik karena produk tali agel dan beberapa rumah panggungnya, di dusun Sambas
juga terdapat sebuah waduk buatan yang mampu menarik perhatian para pengunjung
dusun pendatang ini. Waduk ini merupakan
bantuan dari wisatawan asing yang sedang berkunjung ke pengerajin
rajutan tali agel. Wisatawan asing tersebut berasal dari Kanada. Bantuan
tersebut diberikan kepada warga Sambas salah satunya untuk membantu warga dalam
memperoleh air bersih, mengingat sulitnya sumber mata air di dusun tersebut.
Selain itu, warga juga sering menggunakan waduk tersebut untuk tempat mencuci
juga anak-anak berenang.
0 komentar:
Posting Komentar